Meskipun tidak bayak candi di pulau bali, tapi kita masih dapat menjumpai beberapa candi yang indah-indah ini, bahkan beberapa candi ini ternyata merupakan candi budha, tempat ibadah salah satu agama yang pernah berjaya di bali pada zaman dahulu.
1. Candi Gunung Kawi
Candi Gunung Kawi merupakan sebuah candi dari abad ke-11 dan terletak di Tampaksiring dekat Ubud, Bali. Di kompleks candi ini terdapat 10 candi dengan tinggi 7 meter yang diukir pada sebuah tebing batu. Candi ini dibangun untuk didedikasikan kepada Raja Anak Wungsu dari Dinasti Udayana dan ratu pilihannya.
2. Situs Goa Gajah
Goa gajah berasal dari kata Lwa Gajah, sebuah kata yang muncul pada lontar Negarakertagama yang disusun oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 M. Situs ni terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatu, Kabupaten Gianyar, sekitar 27 km dari Denpasar.
Goa Gajah dibangun pada abad ke-11 Masehi , pada saat Raja Sri Astasura Ratna Bumi Banten berkuasa. Goa ini dijadikan sebagai tempat pertapaan, yang dibuktikan dengan adanya ceruk-ceruk di dalam goa. Selain itu di sekitar goa juga terdapat kolam pertitaan dengan tujuh patung widyadara-widyadari yang sedang memegang air suci.
3. Candi Budha Kalibukbuk
Situs Candi Budha Kalibukbuk yang berlokasi di Desa Kalibukbuk, sebelah selatan persimpangan Lovina. Setelah lima belas tahun dalam proses pemugaran setelah ditemukan seorang warga saat menggali sumur, Situs Candi Budha Kalibukbuk kini berdiri dengan kokoh dan dibuka untuk umum setelah diresmikan Direktorat Jenderal Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia.
Sementara, keberadaan Situs Candi Budha Kalibukbuk, pertama kali diketahui dengan ditemukannya stupika dan meterial tanah liat oleh penduduk setempat saat melakukan penggalian kolam renang di belakang Hotel Angsoka pada tahun 1991, kemudian pada tahun 1994, untuk kali kedua ditemukan benda serupa dikebun kelapa milik Anak Agung Sentanu saat akan mengali tanah untuk membuat sumur.
Dari penemuan itu, selanjutnya dilakukan penelitian secara intensif mulai tahun 1994 sampai dengan tahun 2002. Sedangkan pemugarannya berlangsung tahun 2004-2009. Dari eskavasi penyelamatan, ditemukan batu bata bertulis motif sulur-suluran, relief gajah dan gana yang merupakan bagian dari candi, 100 stupika, serta susunan batu andesit. Berdasarkan temuan itu, Candi Kalibukbuk diperkirakan berasal dari sekitar abad VII-XIV Masehi.
4. Candi Tegallinggah
Candi Tebing Tegallinggah terdiri dari beberapa gugusan candi yang dipahatkan pada dua sisi tebing Sungai Pekerisan. Salah satu bangunan berupa gapura yang telah runtuh di sisi tebing selatan, tiga bentuk pahatan candi, dan sembilan relung, masing-masing dua di sisi timur dan tujuh di sisi barat, serta petirtaan. Sungai Pekerisan membelah percandian ini hanya beberapa meter di depan bangunan-bangunan yang ada. Di atas candi tebing terdapat tiga lingga yang masing-masing mewakili tiga dewa utama Brahma, Wisnu, dan Siwa. Keberadaan unsur air menunjukkan adanya konsep tirtha sebagai salah satu aspek alam dari Tri Hita Karana. Aspek lain dari konsep kosmologi ini ada pada relung meditasi sebagai tempat untuk mendekatkan diri manusia kepada Tuhan. Bentuk bangunan seperti ini menyerupai bangunan lain yang terdapat di sepanjang DAS Pekerisan, diperkirakan berasal dari abad ke-12 Masehi.
0 komentar:
Posting Komentar